News7-Candi adalah istilah dalam Bahasa Indonesia yang merujuk kepada sebuah bangunan tempat ibadah dari peninggalan masa lampau yang berasal dari peradaban Hindu-Buddha. Digunakan sebagai tempat pemujaan dewa-dewa ataupun memuliakan buddha. Akan tetapi, istilah 'candi' tidak hanya digunakan oleh masyarakat untuk menyebut tempat ibadah saja, banyak situs-situs purbakala non-religius dari masa Hindu-Buddha atau klasik Indonesia, baik sebagai istana (kraton), pemandian (petirtaan), gapura, dan sebagainya, juga disebut dengan istilah candi.
Candi yang megah dan kokoh sampai kini menjadi bukti betapa tingginya kebudayaan nenek moyang kita. Candi merupakan bangunan replika tempat dewa yang sebenarnya, yaitu Gunung Mahameru. Oleh karena itu, seni arsitekturnya dihias dengan berbagai macam ukiran dan pahatan berupa pola yang disesuaikan dengan alam Gunung Mahameru. Candi-candi dan pesan yang disampaikan lewat arsitektur, relief, serta patung-patungnya tak pernah lepas dari unsur spiritualitas, daya cipta, dan keterampilan para pembuatnya. Peninggalan-peninggalan purbakala, seperti bangunan-bangunan candi, patung-patung, prasasti-prasasti, dan ukiran-ukiran pada umumnya menunjukkan sifat kebudayaan Indonesia yang dilapisi oleh unsur-unsur Hindu-Budha. Pada hakikatnya, bentuk candi-candi di Indonesia adalah punden berundak, dimana punden berundak sendiri merupakan unsur asli Indonesia.
Berikut 7 Candi Paling Megah di Dunia yang pernah di buat oleh manusia versi News7.
1. Tiger’s Nest Monastery di Paro Valley, Bhutan
Biara Tiger Nest (Tiger's Nest Monastery) di Paro Valley (Bhutan). Biara ini menjadi fenomenal karena bertengger di tepi tebing setinggi 3.000 kaki di Paro Valley. Biara ini menjadi salah satu tempat paling suci di Bhutan. Legenda mengatakan bahwa Guru Rinpoche, Buddha kedua, terbang ke tebing dengan menunggangi Harimau Betina, dan kemudian bermeditasi di sebuah gua yang sekarang ada di dalam tembok biara.
Biara ini, secara resmi dikenal dengan nama Taktshang Goemba, dibangun pada 1692 dan direkonstruksi pada tahun 1998 setelah terjadinya kebakaran. Sekarang, biara tersebut dibatasi hanya untuk pendalaman agama Budha dan dibatasi bagi wisatawan biasa.
2. Borobudur di Jawa Tengah, Indonesia
Candi Borobudur di Jogjakarta (Indonesia). Pada abad ke-19, penjajah Belanda menemukan reruntuhan kuno besar di dalam hutan di Jawa yang kemudian kini dikenal dengan Candi Borobudur. Bangunan raksasa yang sempat menjadi salah satu dari tujuh keajaiban dunia ini dibangun dengan hampir 2 juta kaki kubik batu. Di dalamnya terdapat 2.700 panel relief dan 504 patung Budha. Konon, dalam hikayatnya, candi ini dibangun tanpa menggunakan semen, tapi hanya susunan bebatuan.
3. Wat Rong Khun di Chiang Rai, Thailand
Wat Rong Khun (Kuil Putih) di Chiang Mai (Thailand). Bangunan megah dan indah ini karya seniman bernama Chalermchai Kositpipat. Menurutnya, kuil ini ia buat sebagai simbol kesucian dan perdamaian. Karenanya, warnanya bukan warna emas seperti kuil pada umumnya di Thailand, tapi ia buat dengan warna putih polos seperti sedang ditumpuki salju.
Sebenarnya, kuil ini masih dalam pembangunan. Chalermchai memperkirakan bahwa akan memakan waktu 90 tahun untuk menyelesaikannya sehingga candi Budha ini akan setara dengan gereja Sagrada Familia di Barcelona, Spanyol.
4. The Temple of Srirangam di Tiruchirapalli, India
Kuil Srirangam di India Selatan (India). Kuil ini merupakan tujuan ziarah utama umat Hindu di India. Kuil ini juga tercatat sebagai salah satu kompleks candi terbesar di dunia dengan luas 631.000 m. Dulunya, komplek kuil ini menjadi rumah bagi pengikut Dewa Wisnu. Kuil ini mengklaim sebagai candi berfungsi terbesar di dunia, sebab Angkor Wat yang sejatinya candi terbesar di dunia sudah tidak berfungsi lagi.
5. Shwedagon Pagoda di Myanmar
Pagoda Shwedagon Paya (Pagoda Dagon Besar) di Burman (Myanmar). Ini merupakan pagoda paling suci di Burma. Di dalamnya diabadikan empat peninggalan Budha, termasuk delapan helai rambut Gautama. Tak ada yang tahu kapan kepastian waktu pembangunan pagoda ini. Masyarakat sekitar memperkirakannya sekitar 2500 tahun lalu. Namun, para arkeolog menyimpulkan pagoda itu dibangun antara abad ke-6 sampai ke-10.
Shwedagon (nama resmi: Shwedagon Zedi Daw), juga dikenal dengan julukan Pagoda Emas, adalah sebuah stupa atau pagoda setinggi 98 meter (321,5 kaki) yang berlapis emas dan terletak di Yangon, Myanmar. Pagoda ini terletak di bagian barat Danau Kandawgyi, di bukit Singuttara, dan mendominasi pemandangan kota Yangon. Stupa buddhis ini adalah yang paling suci bagi bangsa Birma karena menyimpan relik Buddha terdahulu, yaitu tongkat Kakusandha, saringan air Konagamana, sepotong jubah Kassapa, dan delapan helai rambut Siddharta Gautama, Buddha historis. Tidak ada yang tahu persis kapan Shwedagon Pagoda di Myanmar dibangun-legenda mengatakan bahwa pagoda ini telah berumur 2.500 tahun walaupun para arkeologis memperkirakan bahwa pagoda ini dibangun antara abad ke-6 dan ke-10.
Sekarang ketika orang mengatakan “kuil emas” mereka biasanya mengartikan bahwa struktur bangunan tersebut berwarna emas. Tapi ketika datang ke Pagoda Shwedagon, emas secara harfiah berarti tertutup emas. Pada abad ke-15, seorang ratu dari Bangsa MOn menyumbangkan emasnya ke kuil tersebut. Tradisi ini terus berlangsung sampai saat ini, dimana para penziarah menggunakan tabungan mereka untuk membeli paket kecil Daun Emas untuk ditempelkan pada dinding kuil.
Puncak menara kubah atau stupa ditutupi lebih dari 5.000 berlian dan 2.000 batu rubi, bahkan dipaling atas terdapat permata 76 karat.
6. The Temple of Heaven di Beijing, China
Temple of Heaven adalah sebuah kuil Tao di Beijing, ibukota Cina. Candi ini dibangun pada abad ke-14 oleh Kaisar Yongle dari Dinasti Ming (juga membangun Kota Terlarang) sebagai candi pribadinya, tempat ia akan berdoa untuk panen yang baik dan untuk menebus dosa-dosa umat-Nya.
7. Prambanan di Jawa Tengah, Indonesia
Candi Prambanan adalah mahakarya kebudaan agama Hindu yang letaknya berada di Jawa tengah, Indonesia. Candi ini dibangun pada sekitar tahun 850 Masehi oleh salah seorang dari kedua orang ini, yakni: Rakai Pikatan, raja kedua wangsa Mataram I atau Balitung Maha Sambu, semasa wangsa Sanjaya. Tidak lama setelah dibangun, candi ini ditinggalkan dan mulai rusak. Terdiri dari 8 Kuil utama dan dikelilingi 250 candi kecil.
Hampir semua dinding candi ditutupi oleh ukiran relief yang indah, menceritakan kisah inkarnasi Wisnu, petualangan Hanuman Raja Monyet, legenda Ramayana dan lainnya.(News7)